Tutorial Program untuk RLTD

Hampir semuanya ADA!, Kalau kurang tinggal komen yaah.

Cara Penggunaan Multisim dan Proteus

Disini akan diajarkan berbagai cara membuat rangkaian digital.

Minggu, 24 April 2016

Elektronika Digital Bab 6 Sub Bab 6 : Tampilan Fluoresen Vakum dan Mencari Kerusakan pada Suatu Rangkaian Dekode

Assalammualaikum para pencari ilmu, sekarang kita hampir mencapai akhir dari Bab 6 pada buku Elektronika Digital ini. Kali ini saya akan membahas tentang Tampilan Fluoresen Vakum dan cara mengetahui kerusakan pada rangkaian Dekode.

Apa itu Tampilan Fluoresen Vakum ?
  Tampilan Fluoresen Vakum (Fluorescent Vacuum Display) adalah penampil yang biasa digunakan dalam alat elektronik contohnya Perekam Kaset Video, Radio Mobil, dan Oven Microwave. Fluoresen vakum ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu : 
1.   Plate (P) atau Plat.
2.   Grid (G) atau Rangka.
3.   Cathoda (K) atau Katoda.

   Katoda sering disebut sebagai Filamen atau Pemanas dan Plat disebut sebagai Anoda. Cara kerja pada kedua benda tersebut adalah pada saat Katoda melepaskan elektron saat dipanaskan dan Grid akan menyaring elektron dan akan dikumpulkan oleh Plat dalam Tabung Trioda.
  
   Kita juga dapat menghentikan konduksi pada trioda dengan cara berikut ini : 
1.   Buatlah Grid menjadi agak negatif dan pelat tetap positif, maka elektron akan terdorong menuju Plat tetapi tidak melewati Grid.
2.   Biarkan Grid tetap bernilai positif , dan Voltase Plat diturunkan sampai Nol. Sehingga Plat tidak akan menyerap elektron dan tabung Trioda tidak akan menghantarkan listrik ke Katoda dan Anoda.

   Dan untuk menggunakan Tampilan Fluoresen Vakum ini memerlukan voltase yang melebihi LED dan LCD, dan hanya bisa menggunakan IC tipe CMOS seri 4000 dan voltase hanya bisa sampai 18 V.

Dan apabila terjadi kerusakan di Rangkaian Dekode, maka kita harus melakukan hal berikut ini : 
1.   Memeriksa IC untuk mengetahui apakah terjadi kelebihan panas.
2.   Memeriksa Tegangan VCC (Power) dan GND (Ground) dengan DMM (Digital Multi Meter). 
3.   Memeriksa Taraf Logika pada Alat Peraga d.ibagian hambatan.

Baiklah, inilah akhir dari Bab 6 Elektronika Digital. Semoga banyak manfaatnya bagi para pencari ilmu. Dan Mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan maklum yang bikin juga manusia hehehe :p. Besok, Insyaallah saya akan menambah lagi postingan saya yang berasal dari buku lain. Terima kasih sudah membaca sampai post terakhir di Bab ini (bagi yang baca sampai akhir yaa :p). Assalammualaikum.

Referensi : Tokheim, Roger.L . 1995 . Elektronika Digital . Jakarta : Erlangga
Dibuat Oleh : Evan Edsa Azola (1510951002)
Dosen Pembimbing : Darwison Daud, M.T  
Share:

Elektronika Digital Bab 6 Sub Bab 5 : Peraga Kristal Cair

Assalammualaikum, wahai semua pencari ilmu. Sekarang saya akan memberikan sebagian dari ilmu saya kepada pencari ilmu sekalian, yaitu tentang Peraga Kristal Cair

Apa itu Peraga Kristal - Cair ?
  Peraga Kristal - Cair (LCD Display) merupakan suatu peraga yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari. Apa contohnya ? contohnya adalah Smartphone para pencari ilmu sendiri. Layar dari Smartphone tersebut dibuat dari LCD, dan masih banyak contohnya dalam kehidupan sehari - hari (cari sendiri yaa :p). LCD ini merupakan peraga yang dianggap lebih baik LED, kenapa ? yang pertama adalah LED membangkitkan cahaya yang ada pada LED. Sedangkan, pada LCD hanya mengatur cahaya yang terdapat di sekitar. Dan juga, LCD juga memakai daya yang sangat rendah, sehingga efisien dalam pemakaian energinya. Dan LCD sangat cocok digunakan pada tempat yang sering disinari matahari dan tempat terang lainnya, jadi LCD ini sangat cocok digunakan di Indonesia.

Dan pada LCD ini kita memakai tipe IC nya adalah CMOS (Complementary Metal Oxyde Semiconductor) tidak seperti LED yang memakai tipe IC TTL (Transistor - Transistor Logic). Kode dari IC tipe CMOS berawal dari nomor Kode 40-- .

Baiklah sampai disini saja dulu postingan saya, mungkin ini jauh lebih sedikit daripada postingan - postingan saya :p. Tapi apabila kurang, para pencari ilmu bisa menulis di kolom Comment untuk memberitahu saya apa yang kurang. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan, maklum yang bikinnya juga manusia hehehe :p. Saya berterima kasih bagi yang sudah memberikan waktunya untuk membaca postingan ini. Semoga bermanfaat bagi semuanya. Assalammualaikum.   

Referensi : Tokheim, Roger.L . 1995 . Elektronika Digital . Jakarta : Erlangga
Dibuat Oleh : Evan Edsa Azola (1510951002)
Dosen Pembimbing : Darwison Daud, M.T  
 
Share:

Elektronika Digital Bab 6 Sub Bab 4 : Pendekode, Pengkode BCD Seven Segment

Assalammualaikum bagi seluruh pencari ilmu, kembali saya akan memberikan sebagian kecil ilmu saya kepada pencari ilmu sekalian. Yaitu tentang Pendekode dan Pengkode BCD untuk Seven Segment.


Apa itu Pendekode ?
   Pendekode (Decoder) adalah alat yang memiliki fungsi yang berkebalikan dengan Pengkode (Encoder), dimana Encoder itu sendiri adalah rangkaian logika yang memiliki sedikit masukkan (Input) tetapi memiliki keluaran (Output) yang banyak. Jadi fungsi dari Decoder untuk mengenali suatu kode tertentu. Proses kebalikannya adalah pengkodean (Encoding).

Decoder memiliki beberapa jenis yaitu :
1.   Decoder 1 to 2 Line Priorities   = Decoder yang menerjemahkan 1 masukkan menjadi 2 keluaran.
2.   Decoder 2 to 4 Line Priorities   = Decoder yang menerjemahkan 2 masukkan menjadi 4 keluaran.
3.   Decoder 3 to 8 Line Priorities   = Decoder yang menerjemahkan 3 masukkan menjadi 8 keluaran.

Dan berikut ini adalah contoh dari salah satu Decoder tersebut, yaitu IC 74138 yang akan diperlihatkan bentuk dan diagram bloknya :

Gambar 1. "Bentuk dan Diagram Blok dari IC 74138."
Gambar 2. "Tabel Kebenaran IC 74138."





Pada Sub Bab sebelumnya kita sudah membahas tentang Pengkode (Encoder). Tetapi pada Sub Bab ini kita akan membahas Encoder untuk Seven Segment.

Pengkode pada Seven Segment memiliki banyak Kode IC, diantaranya :
IC 7447, 7448, 74LS47, 74LS48, 555, DLL.
Dan masih banyak IC yang digunakan dalam Seven Segment, yang tidak saya sebutkan (kalau disebutin nanti males nyari sendiri :p).

Dan berikut ini akan saya lihatkan penggunaan IC 7447 dalam Seven Segment dalam bentuk rangkaian dibawah ini :

Gambar 3. "Penggunaan IC 7447 pada Seven Segment."
    Pada gambar diatas sudah diperlihatkan bentuk rangkaian dimana IC 7447 yang digunakan sebagai Encoder pada Seven Segment. Tapi bisa kita lihat disana ada bagian - bagian seperti A, B, C, D, BI/RBO, RBI, LT, QA - QG. Berikut akan dijelaskan mengenai bagian - bagian tersebut : 
A, B, C, D = Merupakan Pin untuk memasukkan Input.
BI/RBO (Riple Blanking Output) = Merupakan bagian untuk menahan sinyal Output (Disable Output), bagian ini akan aktif jika diberikan logika LOW.
RBI (Riple Blanking Input) = Merupakan bagian untuk sinyal Input (Disable Input), bagian ini akan aktif jika diberikan logika LOW.
LT (Lamp Test) = Merupakan bagian yang berfungsi untuk menyelakan semua LED pada Peraga Seven Segment, bagian ini akan aktif jida diberikan logika LOW.
QA - QG = Merupakan Pin untuk mengeluarkan hasil Output.

  Berikut ini adalah pembuktian penggunaan LT, RBO, dan RBI pada identifikasi Seven Segment Display : 

Gambar 4. "Pembuktian Penggunaan LT,RBI,RBO pada Seven Segment Display."

   Baiklah, sampai disini saja postingan kali ini, maaf sekali lagi tidak saya tampilkan link untuk mendownload video, rangkaian dan panduan karena masih banyak tugas :p, tetapi akan saya masukkan secepat mungkin. Maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan, maklum yang bikin juga manusia hehehe :p. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca postingan buatan saya. Semoga bermanfaat. Assalammualaikum.

Referensi : Tokheim, Roger.L . 1995 . Elektronika Digital . Jakarta : Erlangga
Dibuat Oleh : Evan Edsa Azola (1510951002)
Dosen Pembimbing : Darwison Daud, M.T





 
Share:

Elektronika Digital Bab 6 Sub Bab 3 : Pengkode, Seven Segment

Assalammualaikum para pencari ilmu, sekarang saya akan memberikan lagi sebagian dari ilmu saya. Pada Sub-Bab ini kita akan membahas Pengkode,Seven Segment

Apa itu Pengkode ?
   Pengkode (Encoder) adalah alat yang memiliki banyak masukkan (Input) tetapi memiliki sedikit keluaran (Output). Pengkode ini menerjemahkan masukkan (Input) Desimal ke keluaran (Output) Kode BCD. Pengkode ini biasanya digunakan dalam rangkaian Seven Segment, yang akan dibahas nanti. Contohnya adalah IC Pengkode 74147. Berikut ini adalah gambar dan tabel kebenaran dari IC tersebut :
Gambar 1. "Bentuk dan Diagram Blok dari IC 74147."
Gambar 2. "Tabel Kebenaran IC 74147."

  Apa itu Seven Segment ?
   Peraga tujuh segmen (Seven Segment Display) merupakan peraga yang berisi 7 buah LED yang membentuk angka 8. LED memiliki 2 buah bentuk, yaitu :
1.   Peraga LED tunggal
2.   Peraga LED multi - digit
Dan disini akan diperlihatkan rangkaian dari Operasi LED Sederhana :
Gambar 3. "Rangkaian Operasi LED Sederhana."
 


Inilah bentuk dari rangkaian Operasi LED Sederhana. Apabila ingin mendapatkan file rangkaiannya dan panduannya, akan bisa didapatkan di bawah post ini.

Dan berikutnya kita akan melihat rangkaian Internal dari Peraga LED Seven Segment :
Gambar 4. "Bentuk Internal dari Peraga LED Seven Segment."
 
 Dan kita juga akan melihat bentuk dari tiap - tiap segmen tersebut jika diaktifkan yang akan diperlihatkan di dalam rangkaian :

Gambar 5. "Rangkaian untuk Melihat Segment yang Diaktifkan."

 Rangkaian - rangkaian tersebut saya gunakan dengan menggunakan aplikasi yang bernama Proteus, dan versi yang digunakan ada versi 7.9 dan 8. Tapi yang saya gunakan disini adalah versi 7.9. Insyaallah nanti saya akan memberikan aplikasi tersebut bagi yang belum mendapatkannya.

  Baiklah, sampai disini saja post kali ini. Semoga ada manfaatnya bagi para pencari ilmu sekalian, apabila ada kekurangan dan kesalahan. mohon maaf maklum yang bikinnya juga manusia hehehe :p. Dan juga mungkin file dari rangkaian dan panduan belum saya masukkan di post ini karena saya agak sibuk dengan tugas- tugas kuliah saya yang menumpuk hehehe :p. Sekali lagi terima kasih telah memberikan waktunya untuk membaca post ini, semoga ada manfaatnya. Assalammualaikum.


Referensi : Tokheim, Roger.L . 1995 . Elektronika Digital . Jakarta : Erlangga
Dibuat Oleh : Evan Edsa Azola (1510951002)
Dosen Pembimbing : Darwison Daud, M.T    

    





Share:

Jumat, 22 April 2016

Elektronika Digital Bab 6, Sub Bab 2 : Kode Ekses - 3, Kode Gray, Kode ASCII

Assalammualaikum para pencari ilmu, disini saya sekali lagi akan memberikan sebagian dari ilmu saya yang dimana kita akan membahas tentang Kode Ekses - 3, Kode Gray, dan Kode ASCII. 

Yang pertama adalah Kode Ekses - 3.

Apa itu Kode Ekses - 3 ?
   Kode Ekses - 3 merupakan bentuk lain dari Kode BCD, dimana kode ini sering menggantikan kode BCD karena memiliki keuntungan - keuntungan tertentu dalam operasi aritmatika. Pengkodean pada kode ekses - 3 untuk bilangan desimal dilakukan dengan menambah 3 di setiap digit sebelum dikonversikan menjadi biner. Berikut ini adalah cara - caranya :
 3 Desimal yang ingin dikonversikan menjadi kode ekses - 3 maka harus ditambahkan 3 agar bisa dikonversikan 
 3 Desimal + 3  =  6 Desimal pada kode ekses - 3. Dan bentuk biner dari kode tersebut adalah = 0110 Ekses - 3.   

Gambar 1. "Tabel Konversi Kode Ekses - 3."
    Apa itu Kode Gray ?
    Kode Gray merupakan kode perubahan minimum, dimana karakteristik dari kode gray adalah hanya satu digit yang berubah dari dicacah dari atas ke bawah. Kode gray ini tidak dapat digunakan rangkaian aritmetik. Kode gray ini hanya bisa digunakan untuk peralatan masukan dan keluaran dalam sistem digital.
Gambar 2."Tabel Konversi Kode Gray."











   
Konversi Biner Ke Gray 
   Cara pengkonversian kode biner menjadi kode gray dapat dilakukan dengan cara berikut :
1.    Bit pertama dari kode gray memiliki nilai yang sama dengan bit dari kode biner
2.    Bit kedua dari kode gray merupakan hasil dari bit pertama dan kedua dari kode biner yang di Ex-Or (Exclusive - Or) kan. 
3.    Bit ketiga dari kode gray juga merupakan hasil dari bit kedua dan ketiga dari kode biner yang di Ex- Or kan. Dan begitu seterusnya.
Bisa dilihat pada contoh dibawah ini :
Gambar 3. "Pengkonversian Kode Gray Dari Kode Biner."
    







Apa itu Kode ASCII ? 
   Kode ASCII merupakan kode yang berasal dari Amerika, kepanjangannya adalah "America Standard Code For Information Interchange" atau dalam bahasa indonesianya "kode standar amerika untuk peralihan Informasi".  Kode ASCII sebenarnya memiliki 7 bit bilangan biner tetapi disimpan dalam sandi 8 bit dengan menambahakan satu digit 0 sebagai bit siginificant yang paling tinggi. Jumlah Kode ASCII ada 255 kode, dari kode 0 - 127 merupakan kode untuk manipulasi teks dan kode 128 - 255 merupakan kode untuk manipulasi grafik.
   
   Kode ini digunakan sebagai perantara komputer, printer dan alat komputer lainnya. dan juga digunakan untuk mewakili karakter-karakter angka maupun huruf yang ada didalam komputer. Berikut ini adalah tabel dari Kode ASCII tersebut :
Gambar 4.1 "Tabel Kode ASCII 0 - 41."
Tabel 4.2 "Tabel Kode ASCII 42 - 83."
Gambar 4.3 "Tabel Kode ASCII 84 -127."



Baiklah sekian dulu dari saya untuk bab ini. Mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan, maklum yang bikinnya juga manusia hehehe :p. Sekali lagi terima kasih telah menyempatkan membaca post ini, semoga ada manfaatnya. Assalammualaikum.


Referensi : Tokheim, Roger. L . 1995 . Elektronika Digital . Jakarta : Erlangga
Dibuat Oleh : Evan Edsa Azola (1510951002)
Dosen Pembimbing : Darwison Daud, M.T      













Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogger templates